Ilham Habibie: Perang Dagang AS–China Lebih Berdampak ke Industri daripada Konflik Bersenjata
Tantangan Global: Rantai Pasok dan Inflasi
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ilham Akbar Habibie, menilai bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan China memberikan dampak yang lebih nyata terhadap sektor industri dibandingkan konflik bersenjata seperti perang di Ukraina atau ketegangan Iran–Israel. Menurutnya, ketegangan dagang ini menyebabkan terhambatnya pasokan global, naiknya harga bahan baku dan produk teknologi, serta lonjakan biaya produksi yang berujung pada penurunan efisiensi dan potensi pengurangan tenaga kerja.
Efek Domino ke Indonesia
Meski Indonesia tidak terlibat langsung dalam perang dagang tersebut, Ilham menyebut bahwa efek domino tetap terasa, terutama dalam bentuk kenaikan harga komponen elektronik dan alat industri yang berasal dari Tiongkok. Hal ini memicu tekanan inflasi, meskipun ia mencatat bahwa situasi inflasi di Indonesia masih tergolong stabil, bahkan sempat mengalami deflasi pada awal tahun.
Digitalisasi dan Struktur Tenaga Kerja
Selain perang dagang, Ilham juga menyoroti digitalisasi sebagai tantangan besar yang mengubah struktur ketenagakerjaan. Proses kerja yang semakin efisien berkat teknologi justru mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia di beberapa sektor. Ia menilai bahwa pengurangan lapangan kerja di Indonesia lebih dipengaruhi oleh transformasi digital daripada konflik fisik.